ChanelTujuh.com-BOMBANA-Sekertaris Daerah Kabupaten Bombana, Drs. Man Arfa, M,Si mengikuti Rapat Koordinasi (RAKOR) Pengendalian Inflasi Tahun 2024 bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang diikuti Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia, Senin 15 Juli 2024
Rakor dirangkaikan dengan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio dan TBC itu digelar secara Virtual melalui Zoom Meeting
Usai mengikuti Zoom meeting, Sekda Bombana Man arfa menegaskan komitmen kuat untuk berperan aktif dalam upaya mewujudkan target nasional untuk memerangi inflasi serta Polio dan TBC
“Kabupaten Bombana saat ini terus berkomitmen untuk berupaya menjaga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program yang terintegrasi dan berkelanjutan, dengan melakukan tindakan nyata dan membuat inovasi dan kreasi dalam pengendalian inflasi di daerah,” ujarnya
Man Arfa menjelaskan untuk Sulawesi Tenggara, angka inflasi menempati urutan ke-16 provinsi terendah se-Indonesia. angka ini masih dianggap tinggi dibandingkan sebelumnya yang dalam 10 besar dengan angka terendah.
“Saat ini pemab Bombana terus berjuang secara TIM guna meminimalisir laju inflasi daerah serta upaya Kesehatan khusunya Polio dan TBC, sejumlah kebijakan pemerintah daerah telah ditelorkan untuk itu,” pungkasnya
Pemkab Bombana akan segera membentuk tim atau satgas Penanganan Penyakit TBC dan Polio di Bombana
Sebelumnya, Rakor Pengendalian Inflasi serta Penanganan TBC dan Polio dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Jenderal Pol (Purn) Prof. Drs. H. M. Tito Karnavian, M.A., Ph. D., beserta para pemangku kepentingan terkait inflasi.
Pada Rakor tersebut Menteri Dalam Negeri RI mengatakan bahwa Tingkat inflasi di Indonesia mengalami penurunan signifikan pada bulan Juni 2024, mencapai angka 2,51 persen. Angka ini menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatat inflasi sebesar 2,84 persen.
Penurunan inflasi ini memberikan sinyal positif terhadap pertumbuhan perekonomian nasional, yang kini naik hingga mencapai angka 5,11 persen dari sebelumnya diangka 5,04 persen.
Angka pertumbuhan ekonomi tersebut membuat Indonesia berada di peringkat 44 dari 185 negara di dunia. Kemudian di Negara G20, Indonesia berada di nomor 5 dari 20 negara, begitu juga di Asean yang berada di posisi cukup baik.
Mendagri RI, Tito Karnavian mengungkapkan, penurunan inflasi ini didorong oleh stabilitas harga-harga kebutuhan pokok serta kebijakan pemerintah yang efektif dalam menjaga pasokan barang di pasaran. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan ke bulan (Juni 2024 terhadap Mei 2024) tercatat telah berhasil mengalami deflasi -0,08 persen.
“Biasanya penyumbang utama makanan, minuman dan tembakau. Tapi, berdasarkan data dari BPS, justru ini mengalami deflasi. Kemudian, terjadi peningkatan pada penyediaan makanan restoran, ini pertanda bagus terhadap inflasi, berarti masyarakat punya uang untuk belanja di restoran,” kata Tito Karnavian.
Namun demikian, angka inflasi 2,51 persen di nasional tidak berarti menurunkan angka inflasi di daerah. Berdasarkan data dari BPS, masih terdapat beberapa daerah yang capaian angka inflasinya cukup tinggi.
Posisi pertama angka inflasi tertinggi di tempati oleh Papua Pegunungan dengan angka inflasi 5,65 persen. Kemudian, disusul oleh Sulawesi Utara 4,42 persen dan Papua Tengah 4,39 persen.
“Yang diatas angka 2,51 persen, mulai Bali hingga Papua Pegunungan saya minta betul -betul melakukan rapat dan laksanakan 9 langkah yang sudah kita rumuskan. Kemudian, Bangka Belitung ini konsisten paling rendah, saya ucapkan terima kasih,” ungkap Tito Karnavian.
Terkait TBC dan Polio, Tito menegaskan untuk Setiap Kepala Daerah, segera membentuk tim atau satgas Penanganan Penyakit TBC dan Polio di tiap daerahnya.
“Hal itu perlu dilakukan agar wabah dari Penyakit tersebut tidak berkembang di masyarakat, dan kita harus memastikan kesehatan Masyarakat senantiasa diperhatikan, sebagaimana yang ditekankan oleh Bapak Presiden Joko Widodo untuk lebih perhatian dalam penanganan TBC dan Polio”. Ungkap Mendagri RI Tito Karnavian (ADV)