BOMBANA-ChanelTujuh.com-Pemerintah Kabupaten Bombana terus berupaya menekan angka stunting diwilayahnya. Sejumlah kiat terus digelorakan guna mewujudkan penurunan angkat stunting tersebut
Salah satu upaya terbaru adalah mendekati masyarakat pra nikah. Pemerintah Kabupaten Bombana meneken nota kesepakatan bersama dengan sejumlah instansi hingga para pemuka agama diwilayah kabupaten Bombana.
Sasarannya berupa bimbingan atau pendamping konseling bagi masyarakat hingga kiat hadirnya ide pemeriksaan kesehatan pra nikah. Pemeriksaan kesehatan itu ditenggat tiga bulan pra nikah.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bombana Drs. Man Arfa, M.Si menegaskan Stunting merupakan masalah malnutrisi pada anak yang saat ini menjadi issue nasional. Diperlukan adanya intervensi untuk menekan prevalensi stunting agar dapat berkontribusi pada Indonesia Emas tahun 2045 mendatang
“Salah satunya dengan pelaksanaan intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitive. Disisi lain kita harus memberikan pula pengetahuan berupa bimbingan konseling bagi masyarakat hingga dimulai dari sebelum maupun sesudah menikah,” ujar sekda Man Arfa
Penjelasan itu diutarakan Man Arfa usai membuka acara penekenan kesepakatan Bersama penurunan stunting di Aula Kantor Bappeda Selasa 23 April 2024
Kesepakatan itu melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DISDUKCAPIL) serta Kementerian Agama (KEMENAG)
Salah satu butir Memorandum of Understanding (MoU) atau kesepakatan bersama ini antara lain adanya pendampingan konseling hingga pemeriksaan kesehatan 3 bulan pra nikah.
dalam kesepakatan itu, turut melibatkan pula para pemuka agama diantaranya Ketua Jemaat GEPSULTRA hingga Ketua PERSADIA HINDU DHARMA
Sekda Bombana dalam sambutannya menyampaikan perjanjian kerjasama ini adalah tindakan untuk memberikan pemahaman kepada para Calon Pengantin (Catin) diwilayah kabupaten Bombana
Sasarannya anatara lain hadirnya bimbingan keagamaan yang dilakukan oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA), para penyuluh agama, aliran kepercayaan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan kesehatan di Puskesmas, Balai Penyuluh KB di wilayah masing-masing
Man Arfa menjelaskan manfaat dari kegiatan adalah untuk meningkatkan pemahanan masyarakat terkait stunting. Warga ikut mengetahui apa dan upaya mencegah dalam melahirkan generasi stunting.
sebelumnya, upaya penurunan stunting merupakan instruksi langsung dari Presiden Jokowi melalui Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan StuntingDalam rangka Percepatan Penurunan Stunting itu ditetapkanlah Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting.
Hal itu ertujuan untuk menurunkan prevalensi Stuting diantaranya meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, meningkatkan akses dan mutu pelayanan Kesehatan, serta meningkatkan akses air minum dan sanitasi.
Gerak pelaksanaan percepatan penurunan Stunting dengan kelompok sasaran meliputi: remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui hingga anak berusia O (nol) – 59 (lima puluh sembilan) bulan.
Strategi nasional percepatan penurunan Stunting sebagaimana dimaksud merupakan target tujuan pembangunan berkelanjutan pada generasi emas tahun 2045 . Pencapaian target tujuan pembangunan berkelanjutan target nasional prevalensi Stunting yang diukur pada anak berusia di bawah lima tahun. (ADV)